Minggu, 18 Desember 2016

Sinopsis Tari Sipatokaan

Sinopsis Tari Sipatokaan
Tema :
Si Patokaan
Latar Belakang :
Lagu Si Patokaan yang memiliki pola penuturan pantun ini adalah ungkapan perasaan cinta sekaligus khawatir seorang ibu kepada anaknya yang sudah beranjak dewasa dan telah diwajibkan mencari nafkah sendiri, biasanya anak lelaki. Tradisi merantau erat kaitannya dengan lirik lagu tersebut. Bila dilihat lebih dalam, lirik tersebut secara utuh mengandung doa sekaligus motivasi kepada objek penutur, yaitu anaknya. Tetapi pada larik kedua, Ibu, sebagai subjek, dengan dewasa mengisyaratkan sisi buruk dari hidup. Bukan untuk menakuti, tetapi lebih bertujuan mengingatkan dan memperlihatkan kenyataan bahwa manusia tidak bisa terhindar dari pucat dan ada saatnya terseok-seok. Apalagi hidup di tanah yang jauh dan asing yang bisa dirasa sangat berat dan berbeda dengan hidup di tanah sendiri. Pada bagian ini, Ibu memperlihatkan keadaan orang-orang kalah dan sakit, lebih jauh lagi adalah kematian.
Larik kedua dan keempat memiliki hubungan sebab akibat. Setelah memperlihatkan segala yang buruk, pesan seorang Ibu supaya peristiwa-peristiwa itu tidak terjadi pada anaknya, maka Ibu menganjurkan kepada anaknya agar berhati-hati.
Si Patokaan, secara sederhana berarti orang-orang yang termasuk dalam wilayah Minahasa di Propinsi Sulawesi Utara. Jika lirik tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi:
Sayang-sayang, Si Patokaan
Wahai sayangku Si Patokaan
Matego tego gorokan Sayang
Orang-orang pucat dan terseok-seok, Sayang
Sayang-sayang, Si Patokaan
Bila kau pergi ke tanah yang jauh
Matego tego gorokan Sayang
Maka pergilah dengan hati-hati, Sayang

Sako mangewo tanah man jauh
Jika kamu pergi ke tempat yang sangat jauh
Mangewo milei lek lako Sayang
Maka pigi lah dengan hati-hati sayangku
Sako mangewo tanah man jauh
Jika dirimu pergi ke tempat yang sangat jauh
Mangewo milei lek leko Sayang
Hati-hati lah engkau perginya sayangku

Arti lagu/Makna/tentang :
Lagu tersebut adalah sebuah lagu khas daerah dari Sulawesi Utara, ini biasa di lantunkan mereka pada acara-acara khusunya saat di nanyikan dengan bersama atau Choir. Lagu ini menjadi lagu daerah yang di favoritkan di sulawesi, namun apa sajakah makna yang diungkapkan pada liriknya tersebut. Lagunya adalah bercerita tentang si Ibu dan si anak yang bernama Si Patokaan (nama yang biasa dipanggil untuk anak Sulawesi Utara). Dimana Si Patokaan di beri bekal pikiran oleh ibunya yang ingin merantau, ya memang kebanyakan warga Indonesia pergi merantau keluar negeri atau kota-kota besar di indonesia untuk mencari nafkah. Merantau sudah menjadi trend di masyarakat indonesia begitu juga dengan Sulawesi Utara. Mungkin karena susahnya mencari uang di kampung atau ingin berkembang otaknya di kota besar makanya Si anak di beri bekal untuk di perantauan nantinya.
Ke hati-hatian sang ibu di utarakan kepada si anak tersebut di utarakan berkali-kali, menyiratkan kesayangan ibu kepada anaknya tersebut yang ingin pergi, mungkin ada perasaan kangen nantinya kepada sang anak atau faktor untuk mengingatkan kepada anak saja oleh si Ibu.
Landasan Teori :
Pendidikan seni, khususnya pendidikan seni tari di sekolah dasar merupakan bagian dari proses pembentukan individu yang utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukan untuk membentuk siswa yang trampil menari atau bukan untuk jadi seniman, melainkan membentuk pribadi yang apresiatif dan kreatif melalui pengalaman berolah seni.
Permasalahan di lapangan tentang pelaksanaan pendidikan seni tari di sekolah dasar sangatlah kompleks. Kapasitas guru kelas yang tidak memiliki latar belakang pendidikan seni secara khusus menyebabkan pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tidak optimal. Guru menganggap mengajarkan pendidikan seni khususnya pendidikan seni tari dibutuhkan keterampilan khusus yakni guru pintar menari sehingga siswa yang diajarinya pintar menari, itu memang ideal. Hasilnya adalah siswa yang tidak memiliki minat dan kemampuan menari menjadi tersisih dan hanya beberapa anak berbakat saja yang mendapat nilai bagus. Padahal berdasarkan observasi di sekolah umum yang bukan kejuruan akan lebih banyak siswa yang tidak berbakat menari dibandingkan dengan siswa yang berbakat menari.
Kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh guru kelas di SD yang tidak memiliki keahlian seni secara khusus adalah kemampuan metodologis, kreatif, serta memiliki sensitivitas seni. Apabila kita merujuk pada tujuan pendidikan seni di sekolah khususnya seni tari bahwa perfeksi artistik bukan tujuan utama dari hasil pembelajaran, namun manfaat dari proses belajar menari melalui proses berolah pengalaman dan pengetahuan seni tari yang dapat mengembangkan multi kemampuan dari peserta didik. Hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah latar belakang kemampuan dan bakat juga minat peserta didik di sekolah umum yang beragam. Tidak semua siswa berminat, dan memiliki kemampuan kinestetis, namun banyak yang memiliki kemampuan musikal, verbal, dsb. Keragaman tersebut sebaiknya dijadikan masukan bagi guru dalam memilih materi serta menggunakan metode secara tepat di dalam kelas sehingga dapat mencover semua keragaman kemampuan siswa tersebut.
Banyak metode dan model belajar yang dapat dijadikan rujukan dimana menekankan pada pengembangan kemampuan kreativi-tas siswa. Model pembelajaran tari pendidikan merupakan salah satu tawaran metodologis untuk mengatasi beberapa kendala di atas. Pendekatan intergratif dengan cara tematik sangat sesuai dengan karakteristik kemampuan yang ada dan diharapkan pada siswa sekolah dasar. Pada pelaksanaan model pembelajaran tari pendidikan siswa dimotivasi tidak hanya dengan stimulus gerak saja, namun juga dapat melalui stimulus rupa, musik, peran. Bahkan secara luas pembelajaran dapat dikaitkan dengan bidang ilmu lainnya secara luas. Misalnya dapat dikaitkan dengan agama, sejarah, geografi, biologi atau isu-isu yang sedang hangat dilingkungan hidup siswa. Tujuannya adalah anak dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi dan kemam-puan hidup yang tinggi dalam kehidupannya. Sehingga pelaksanaan tari pendidikan di sekolah dasar merupakan salah satu alternatif metodologi pembelajaran untuk meningkatan kualitas pendi-dikan seni bagi anak-anak serta membentuk pribadi yang kreatif dan apresiatif.
Pelaksanaan tari pen-didikan di Sekolah Dasar, lebih mengutamakan bagaimana anak memiliki pengalaman terhadap gerak ritmis, gerak-gerak peniruan terhadap lingkungan di sekitar mereka seperti tumbuhan, manusia, binatang dan benda-benda lainnya. Misalnya adalah dengan cara menemukan dan mencoba gerak yang anak lakukan sendiri diharapkan dapat melatih daya berfikir yang kreatif.
Hal lainnya yang dapat dijadikan pembinaan kepekaan sosial misalnya dengan mengarahkan siswa untuk bekerja secara berkelompok. Berdasarkan kemampuannya untuk siswa kelas rendah (1,2, dan 3) sebaiknya diarahkan pada pengalaman dengan tarian kreatif yakni melalui penggalian gerak kreatif. Barulah kemudian pada tingkat selanjutnya atau kelas tinggi (4,5,6) diperkenalkan dengan materi tarian bentuk yang sudah jadi misalnya tarian tradisional, namun proses kretif tetap menjadi acuan guru. Misalnya sebelum guru memperkenalkan tari Saman yang sebenarnya, sebaiknya ada proses kreatif, dimana anak distimulus menemukan gerak yang mengarah pada tari saman. Misalnya dengan mengeksplorasi gerak tangan, kepala, badan, serta kaki. Dalam hal ini guru dituntut untuk menemukan kekhasan dari tarian tersebut. Pada akhir pertemuan guru dapat memperkenalkan tarian saman yang sebenarnya dan alangkah baiknya sampai pada pengenalan konteks sosial budayanya.
Penggunaan berbagai rangsang atau stimulus seperti rangsang audio melalui musik, rangsang visual melalui gambar, rangsang kinestetik melalui gerak, serta rangsang idesional melalui ceritera dijadikan menjadi suatu strategi oleh guru dalam memotivasi siswa dalam bergerak. Pada dasarnya rangsang yang  digunakan dalam kegiatan tari pendidikan adalah, untuk memotivasi siswa dalam mengeksplorasi gerak serta mewujudkannya lewat gerak kreatif dengan melalui eksplorasi misalnya mengenali unsur tari seperti:
1.      Ruang seperti menjelajahi ruang (berlari kecil, melompat, terbang seperti burung besar dan kecil, dsb)
2.      Tenaga (meniru bagaimana kuatnya singa, lemas seperti kertas yang melayang, dsb)
3.      Waktu (melangkah dengan ketukan lambat, sedang, cepat, dsb)

Pendekatan Integrated Learningmerupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam tari pendidikan baik antar bidang seni (seni tari, musik, seni rupa dan teater) atau pun dengan bidang studi yang lain misalnya guru akan lebih mudah untuk menyampaikan pesan nilai dari pelajaran secara luas dan mendalam yang berhubungan dengan kehidupan siswa.


Sumber :
Kebudayaan Indonesia. 2014. Si Patokaan. [http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/876/si-patokaan]. 11 Oktober 2015
Rinaldi Purba Siboro. 2013. arti lirik lagu daerah si patokaan (Lagu Daerah Sulawesi Utara) dan Terjemahannya Indonesia. [http://musikdanlyrics.blogspot.co.id/2015/05/arti-lirik-lagu-daerah-si-patokaan-lagu.html ]. 11 Oktober 2015

Heni Komalasari. APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN DI SDN NILEM BANDUNG.[http://jurnal.upi.edu/file/Heni_K.pdf].11 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar