Sinopsis
Tari Sipatokaan
Tema
:
Si Patokaan
Latar
Belakang :
Lagu Si Patokaan yang memiliki pola
penuturan pantun ini adalah ungkapan perasaan cinta sekaligus khawatir seorang
ibu kepada anaknya yang sudah beranjak dewasa dan telah diwajibkan mencari nafkah
sendiri, biasanya anak lelaki. Tradisi merantau erat kaitannya dengan lirik
lagu tersebut. Bila dilihat lebih dalam, lirik tersebut secara utuh mengandung
doa sekaligus motivasi kepada objek penutur, yaitu anaknya. Tetapi pada larik
kedua, Ibu, sebagai subjek, dengan dewasa mengisyaratkan sisi buruk dari hidup.
Bukan untuk menakuti, tetapi lebih bertujuan mengingatkan dan memperlihatkan
kenyataan bahwa manusia tidak bisa terhindar dari pucat dan ada saatnya
terseok-seok. Apalagi hidup di tanah yang jauh dan asing yang bisa dirasa
sangat berat dan berbeda dengan hidup di tanah sendiri. Pada bagian ini, Ibu
memperlihatkan keadaan orang-orang kalah dan sakit, lebih jauh lagi adalah
kematian.
Larik kedua dan keempat memiliki
hubungan sebab akibat. Setelah memperlihatkan segala yang buruk, pesan seorang
Ibu supaya peristiwa-peristiwa itu tidak terjadi pada anaknya, maka Ibu
menganjurkan kepada anaknya agar berhati-hati.
Si Patokaan, secara sederhana
berarti orang-orang yang termasuk dalam wilayah Minahasa di Propinsi Sulawesi
Utara. Jika lirik tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi:
Sayang-sayang,
Si Patokaan
Wahai sayangku Si Patokaan
Matego
tego gorokan Sayang
Orang-orang pucat dan terseok-seok, Sayang
Sayang-sayang,
Si Patokaan
Bila kau pergi ke tanah yang jauh
Matego
tego gorokan Sayang
Maka pergilah dengan hati-hati, Sayang
Sako
mangewo tanah man jauh
Jika kamu pergi ke tempat yang sangat jauh
Mangewo
milei lek lako Sayang
Maka pigi lah dengan hati-hati sayangku
Sako
mangewo tanah man jauh
Jika dirimu pergi ke tempat yang sangat jauh
Mangewo
milei lek leko Sayang
Hati-hati lah engkau perginya sayangku
Arti
lagu/Makna/tentang :
Lagu tersebut adalah sebuah lagu
khas daerah dari Sulawesi Utara, ini biasa di lantunkan mereka pada acara-acara
khusunya saat di nanyikan dengan bersama atau Choir. Lagu ini menjadi lagu
daerah yang di favoritkan di sulawesi, namun apa sajakah makna yang diungkapkan
pada liriknya tersebut. Lagunya adalah bercerita tentang si Ibu dan si anak
yang bernama Si Patokaan (nama yang biasa dipanggil untuk anak Sulawesi Utara).
Dimana Si Patokaan di beri bekal pikiran oleh ibunya yang ingin merantau, ya
memang kebanyakan warga Indonesia pergi merantau keluar negeri atau kota-kota
besar di indonesia untuk mencari nafkah. Merantau sudah menjadi trend di
masyarakat indonesia begitu juga dengan Sulawesi Utara. Mungkin karena susahnya
mencari uang di kampung atau ingin berkembang otaknya di kota besar makanya Si
anak di beri bekal untuk di perantauan nantinya.
Ke hati-hatian sang ibu di utarakan
kepada si anak tersebut di utarakan berkali-kali, menyiratkan kesayangan ibu
kepada anaknya tersebut yang ingin pergi, mungkin ada perasaan kangen nantinya
kepada sang anak atau faktor untuk mengingatkan kepada anak saja oleh si Ibu.
Landasan
Teori :
Pendidikan seni, khususnya pendidikan seni tari di sekolah dasar
merupakan bagian dari proses pembentukan individu yang utuh sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukan untuk
membentuk siswa yang trampil menari atau bukan untuk jadi seniman, melainkan membentuk
pribadi yang apresiatif dan kreatif melalui pengalaman berolah seni.
Permasalahan di lapangan tentang pelaksanaan pendidikan seni tari di
sekolah dasar sangatlah kompleks. Kapasitas guru kelas yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan seni secara khusus menyebabkan pelaksanaan
pembelajaran pendidikan seni tidak optimal. Guru menganggap mengajarkan
pendidikan seni khususnya pendidikan seni tari dibutuhkan keterampilan khusus
yakni guru pintar menari sehingga siswa yang diajarinya pintar menari, itu
memang ideal. Hasilnya adalah siswa yang tidak memiliki minat dan kemampuan
menari menjadi tersisih dan hanya beberapa anak berbakat saja yang mendapat
nilai bagus. Padahal berdasarkan observasi di sekolah umum yang bukan kejuruan
akan lebih banyak siswa yang tidak berbakat menari dibandingkan dengan siswa
yang berbakat menari.
Kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh guru kelas di SD yang tidak
memiliki keahlian seni secara khusus adalah kemampuan metodologis, kreatif,
serta memiliki sensitivitas seni. Apabila kita merujuk pada tujuan pendidikan
seni di sekolah khususnya seni tari bahwa perfeksi artistik bukan tujuan utama
dari hasil pembelajaran, namun manfaat dari proses belajar menari melalui
proses berolah pengalaman dan pengetahuan seni tari yang dapat mengembangkan
multi kemampuan dari peserta didik. Hal lainnya yang menjadi pertimbangan
adalah latar belakang kemampuan dan bakat juga minat peserta didik di sekolah
umum yang beragam. Tidak semua siswa berminat, dan memiliki kemampuan
kinestetis, namun banyak yang memiliki kemampuan musikal, verbal, dsb.
Keragaman tersebut sebaiknya dijadikan masukan bagi guru dalam memilih materi
serta menggunakan metode secara tepat di dalam kelas sehingga dapat mencover
semua keragaman kemampuan siswa tersebut.
Banyak metode dan model belajar yang dapat dijadikan rujukan dimana
menekankan pada pengembangan kemampuan kreativi-tas siswa. Model pembelajaran
tari pendidikan merupakan salah satu tawaran metodologis untuk mengatasi
beberapa kendala di atas. Pendekatan intergratif dengan cara tematik sangat
sesuai dengan karakteristik kemampuan yang ada dan diharapkan pada siswa
sekolah dasar. Pada pelaksanaan model pembelajaran tari pendidikan siswa
dimotivasi tidak hanya dengan stimulus gerak saja, namun juga dapat melalui
stimulus rupa, musik, peran. Bahkan secara luas pembelajaran dapat dikaitkan
dengan bidang ilmu lainnya secara luas. Misalnya dapat dikaitkan dengan agama,
sejarah, geografi, biologi atau isu-isu yang sedang hangat dilingkungan hidup
siswa. Tujuannya adalah anak dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi dan
kemam-puan hidup yang tinggi dalam kehidupannya. Sehingga pelaksanaan tari
pendidikan di sekolah dasar merupakan salah satu alternatif metodologi
pembelajaran untuk meningkatan kualitas pendi-dikan seni bagi anak-anak serta
membentuk pribadi yang kreatif dan apresiatif.
Pelaksanaan tari pen-didikan di Sekolah Dasar, lebih mengutamakan
bagaimana anak memiliki pengalaman terhadap gerak ritmis, gerak-gerak peniruan
terhadap lingkungan di sekitar mereka seperti tumbuhan, manusia, binatang dan
benda-benda lainnya. Misalnya adalah dengan cara menemukan dan mencoba gerak
yang anak lakukan sendiri diharapkan dapat melatih daya berfikir yang kreatif.
Hal lainnya yang dapat dijadikan pembinaan kepekaan sosial misalnya
dengan mengarahkan siswa untuk bekerja secara berkelompok. Berdasarkan
kemampuannya untuk siswa kelas rendah (1,2, dan 3) sebaiknya diarahkan pada
pengalaman dengan tarian kreatif yakni melalui penggalian gerak kreatif.
Barulah kemudian pada tingkat selanjutnya atau kelas tinggi (4,5,6)
diperkenalkan dengan materi tarian bentuk yang sudah jadi misalnya tarian
tradisional, namun proses kretif tetap menjadi acuan guru. Misalnya sebelum
guru memperkenalkan tari Saman yang sebenarnya, sebaiknya ada proses kreatif,
dimana anak distimulus menemukan gerak yang mengarah pada tari saman. Misalnya
dengan mengeksplorasi gerak tangan, kepala, badan, serta kaki. Dalam hal ini
guru dituntut untuk menemukan kekhasan dari tarian tersebut. Pada akhir
pertemuan guru dapat memperkenalkan tarian saman yang sebenarnya dan alangkah
baiknya sampai pada pengenalan konteks sosial budayanya.
Penggunaan berbagai rangsang atau stimulus seperti rangsang audio melalui
musik, rangsang visual melalui gambar, rangsang kinestetik melalui gerak, serta
rangsang idesional melalui ceritera dijadikan menjadi suatu strategi oleh guru
dalam memotivasi siswa dalam bergerak. Pada dasarnya rangsang yang digunakan dalam kegiatan tari pendidikan
adalah, untuk memotivasi siswa dalam mengeksplorasi gerak serta mewujudkannya
lewat gerak kreatif dengan melalui eksplorasi misalnya mengenali unsur tari
seperti:
1.
Ruang
seperti menjelajahi ruang (berlari kecil, melompat, terbang seperti burung
besar dan kecil, dsb)
2.
Tenaga
(meniru bagaimana kuatnya singa, lemas seperti kertas yang melayang, dsb)
3.
Waktu
(melangkah dengan ketukan lambat, sedang, cepat, dsb)
Pendekatan Integrated Learningmerupakan
salah satu pendekatan yang digunakan dalam tari pendidikan baik antar bidang
seni (seni tari, musik, seni rupa dan teater) atau pun dengan bidang studi yang
lain misalnya guru akan lebih mudah untuk menyampaikan pesan nilai dari
pelajaran secara luas dan mendalam yang berhubungan dengan kehidupan siswa.
Sumber
:
Kebudayaan Indonesia. 2014. Si Patokaan. [http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/876/si-patokaan].
11 Oktober 2015
Rinaldi Purba Siboro. 2013. arti lirik lagu daerah
si patokaan (Lagu Daerah Sulawesi Utara) dan Terjemahannya Indonesia. [http://musikdanlyrics.blogspot.co.id/2015/05/arti-lirik-lagu-daerah-si-patokaan-lagu.html
]. 11 Oktober 2015
Heni Komalasari. APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN DI SDN
NILEM BANDUNG.[http://jurnal.upi.edu/file/Heni_K.pdf].11 Oktober 2015